Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat (Bank Kalbar) dipercaya pemerintah pusat untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Menurut Direktur Utama Bank Kalbar, Sudirman HMY, kredit yang sudah disalurkan oleh bank ini mencapai Rp141 miliar. “Padahal jatah kami tahun kemarin cuma Rp120 miliar. Alhamdulillah, kita bisa menyalurkan lebih,” katanya saat pertemuan dengan DPRD Kalbar, Jumat (27/1). Sejauh ini, sebagian besar kredit tersebut dalam keadaan baik atau lancar. KUR yang disalurkan mendapat penjaminan dari dua perusahaan asuransi yaitu Jamkrindo dan Askrindo.
Apabila terjadi kredit macet, bank boleh mengajukan klaim dan mendapat penggantian dari pihak asuransi sejumlah 75 persen dari nominal kredit. Sementara 25 persen sisanya merupakan risiko bank. Namun, Bank Kalbar belum pernah mengajukan klaim karena kondisi kredit tetap lancar. “Kita akan pertahankan terus supaya kredit pada posisi lancar,” ujarnya. Adapun komposisi sektor ekonomi yang paling banyak atau dominan mengajukan KUR adalah sektor ekonomi, perdagangan, restoran, hotel dan jasa dunia usaha. Di samping KUR, kata Sudirman, Bank Kalbar juga menjalankan program Kredit Usaha Mikro (KUM).
KUM ini terdiri dari tiga skim, yaitu KUM Peduli, KUM Sejahtera dan KUM Utama. “Skim Peduli, bisa kredit Rp5 juta tanpa agunan. Kemudian, bagi mereka yang sudah mulai usaha dan bagus, bisa gunakan KUM Sejahera atau Utama yang pinjaman sampai dengan Rp50 juta,” jelasnya. Namun, untuk KUM Sejahtera atau Utama tersebut, pihak bank sudah menetapkan syarat adanya agunan. Adapun jumlah maksimal pengajuan kredit usaha dapat mencapai Rp500 juta. Menurut Sudirman, angka kredit mikro yang macet di Bank Kalbar tergolong minim yaitu tercatat hanya 0,5 persen.
“Totalnya masih sedikit,” ujar dia. Hal itu karena sistem penagihan yang dilakukan per hari atau per minggu. Untuk sistem harian, maka petugas bank akan mendatangi tempat usaha nasabah setiap hari dan mengutip setoran. Demikian pula, jika sistem mingguan, maka petugas akan mendatangi tempat usaha setiap minggu. “Petugas akan mendatangi nasabah di pasar-pasar. Tergantung, mintanya tiap hari atau tiap minggu,” jelasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi B, Syarif Izhar Assyuri Alaydrus mengatakan, DPRD mendorong Bank Kalbar agar menjadi garda terdepan dalam membantu koperasi dan UKM. Karena itu, DPRD selalu meminta supaya jumlah kredit produktif yang disalurkan oleh bank ini dapat terus ditingkatkan agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengembangkan usaha. “Di Bank Kalbar, kredit konsumtif masih tinggi. Kita minta supaya kredit produktif yang lebih dinaikkan,” katanya. Untuk antisipasi kredit macet, Izhar juga menyarankan agar Bank Kalbar dapat memberikan sosialisasi, pelatihan atau pendampingan kepada masyarakat.
sumber: http://www.pontianakpost.com/index.php?mib=berita.detail&id=105894