JAKARTA I Dirut Perum Jamkrindo, Diding S Anwar sedang beraksi sebagai Tumenggung Wahyu Handoko bersama dengan sejumlah profesional perbankan dan senior editor media didukung juga para seniman yang tergabung dalam Perhimpunan Seniman Wayang Orang dan Ketoprak Adhi Budaya dalam pentas budaya Ketoprak dengan lakon Sumpah Gajah Mada di Teater Taman Ismail Marzuki Jakarta, Rabu (12/10/2016) malam.
Tidak seperti pementasan ketoprak pada umumnya, sebab sebagian besar pemain yang tampil bukanlah pekerja seni, melainkan berasal dari komunitas Editor Senior, kalangan masyarakat keuangan perbankan, serta pengamat ekonomi seperti Komisaris Utama PTPN 4 Pos M Hutabarat, pengamat ekonomi Aviliani, Presiden Komisaris MNC Bank Eko B Supriyanto, Jenderal Asosiasi Produsen Oil Country Tubular Goods (OCTG) & Accesories Soelasno Lasmono, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Maryono, dan juga lainnya.
Iringan music gamelan dan sinden menjadi pembuka pementasan ini kemudian dimulai dengan adegan Ratu Dyah Gayatri (Bhiksuni Rajapadni) yang telah lanjut usia menunjuk putri sulungnya Dyah Tribuana Tunggadewi untuk memerintah Kerajaan Majapahit. Dikisahkan bahwa Gajah Mada ditunjuk oleh Sang Ratu untuk menghentikan pemberontakan di Sadeng hingga kemudian dia diangkat menjadi Mahapatih karena dapat menyatukan Nusantara di bawah naungan Majapahit yang terkenal dengan Sumpah Palapa.
Meski dimainkan oleh kalangan profesional keuangan dan perbankan, tidak membuat cerita dan dialog terkesan kering dan kaku. Lawakan-lawakan segar dibumbui kritikan yang terlontar dari para pemain tak pelak membuat penonton tergelitik.
Seperti ketika Mahapatih Ariya Tadah yang diperankan oleh Eko B Supriyanto menyinggung kondisi pemerintahan di Majapahit serta situasi keuangan negara, kesulitan ekonomi dapat saja membuat wilayah lain ingin memisahkan diri.
Candaan itu disusul oleh celetukan raja-raja di daerah yang bernaung di bawah Majapahit bahwa mereka akan setia pada Majapahit asalkan Dana Alokasi Umum (DAU) tidak dipotong.
Keluhan tersebut langsung dijawab oleh Aviliani yang berperan sebagai Ratu Dyah Gayatri, permaisuri dari Prabu Jayanegara, Raja Majapahit.
"Mesti diingat sekarang ada pemotongan anggaran," ucapnya disusul gelak tawa penonton. Cuplikan kisah Gajah Mada menjadi insipirasi bagi Indonesia untuk menjawab tantangan saat ini.
Pementasan ketoprak jenaka dengan durasi dua jam itu juga dimeriahkan penampilan dari para komedian dan pemain ketoprak seperti Kadir, Tessy, Wawin Laura, dan Polo. Mereka tampil berkolaborasi membuat suasana panggung kian segar dengan humor ala ketoprak. (Humas)