Ket Foto: Karyawan pabrik tahu milik Wahyuni di RT 003/001, Dukuh Kranggan Wetan, Kelurahan Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo, sedang mengolah bahan baku menjadi potongan tahu siap jual. Foto diambil Kamis (25/6/2015). (Ika Yuniati/JIBI/Solopos)
Mata Wahyuni, 59, warga Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo, berkaca-kaca ketika menceritakan perjuangannya berjualan tahu puluhan tahun lalu. Saat itu usianya masih sepuluh tahun.
Sepulang sekolah, Wahyuni kecil membantu orangtuanya berjualan tahu keliling desa. Kalau sepi pembeli, langkahnya semakin jauh, harus sampai ke ujung kecamatan yang jaraknya belasan kilometer.
Perjuangan menyambung hidup dengan potongan tahu ini terus ia lakoni hingga berumah tangga. Sebagai pasangan muda yang berasal dari keluarga pas-pasan, mereka harus bekerja keras. Berjualan tahu keliling adalah pilihan terakhir mengingat tidak memiliki keahlian lain.
Setiap pagi, Wahyuni, dan sang suami, Jiman, 64, mengayuh kendaraan masing-masing untuk berangkat ke pasar. Mereka membeli tahu dari pedagang besar kemudian menjajakannya ke rumah-rumah warga. Wahyuni menggunakan sepeda kayuh sedangkan Jiman menggunakan becak untuk mengangkut barang dagangannya.
“Kami sudah biasa keliling-keliling. Menyetori pelanggan tetap kami. Bahkan sampai ke Manahan atau daerah lain yang lebih jauh. Yang penting dagangan habis,” kisahnya saat ditemui Solopos.com di kediamannya, RT 003/001, Dukuh Kranggan Wetan, Kelurahan Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo, Kamis (25/6/2015).
Jamkrindo
Mimpinya saat itu memiliki mesin produksi sendiri agar keuntungannya lebih besar. Asa mereka kembali merekah saat ditawari pinjaman modal usaha dari BRI. Awalnya ia ragu. Aset yang minim membuat keduanya tak yakin permohonan pinjaman bisa diterima dengan mudah. Namun plafon kredit mereka tertutupi berkat program penjaminan kredit dari Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo).
Pasangan suami isteri ini mendapatkan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp20 juta pada tahun 2007 dari BRI Kantor Unit Pabelan, Kartasura. Modal itu pun digunakan untuk membeli mesin produksi tahu.
Hingga kini pabrik tahunya semakin berkembang dan memiliki dua karyawan. Wahyuni yang awalnya pesimis bahkan berhasil menyekolahkan ketiga anaknya ke jenjang perguruan tinggi.
Putri pertamanya ikut mengembangkan bisnis tahu, sedangkan kedua putranya menjadi anggota TNI. “Saya kadang tidak menyangka. Ini berkat kerja keras dan dukungan permodalan. Kalau enggak ada modal kami tidak mungkin berkembang begini,” katanya.
Dukungan
Kesuksesan Wahyuni dan keluarga hanya secuil cerita kebermanfaatan Jamkrindo bagi pengusaha kecil. Kepala Unit Pelayanan (KUP) Jamkrindo Solo, Danang Sumarwoto, mengatakan potensi pengembangan UMKM di Soloraya sangat besar sehingga perlu ada dukungan permodalan oleh lembaga-lembaga keuangan.
Menurut Danang masih banyak pengusaha produktif yang membutuhkan pinjaman dana. Sehingga pihaknya terus mengembangkan program penjaminan kepada pelaku usaha yang layak dan produktif tapi belum memenuhi syarat.
Jamkrindo telah menjalin kerjasama dengan 70 mitra kerja terdiri dari Bank Pembangunan Daerah (BPD), Bank BUMN, bank swasta nasional baik konvensional maupun syariah serta instansi penyalur kredit. Produk-produk usaha penjaminan mereka sebanyak 13 jenis seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), Penjaminan Kredit atau Pembiayaan Umum, Pejaminan Kredit Usaha Mikro dan lainnya.
Peraih BUMN berpredikat bagus dalam ajang BUMN Infobank Award 2014 ini terus meningkatkan target penjaminan kredit. Pada 2015 ini target mereka mencapai Rp77 triliun, naik 90% lebih dari sebelumnya.
Direktur Utama Jamkrindo, Diding S. Anwar, berharap jaminan kredit tersebut mampu mendorong pengembangan usaha para pelaku UMKM. “Jamkrindo 2014 volume penjaminan kredit yang diberikan itu Rp42 triliunkan, tahun ini minimal Rp77 triliun. Ini tentu untuk memajukan pelaku UMKM kita,” kata dia dikutip dari website resmi Jamkrindo.
Tak hanya itu, Jamkrindo juga memberikan perhatian lebih pada sektor perekonomian maritim. Mereka menargetkan penjaminan kredit di sektor tersebut sebesar Rp 10 triliun atau 12,98% dari total target penjaminan 2015.
Berdasarkan data yang dirilis di website resmi Jamkrindo, volume Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dijamin pada 2014 mencapai 51,63% dari total realisasi nasional. Imbal Jasa Penjamin (IJP) KUR yang diterima sampai September tahun 2014 sebesar 69,87% dari total IJP bruto yang diterima Perum Jamkrindo.
Klaim Januari sampai September pada 2014 sebesar 75,02 % dari RKAP 2014. Sedangkan volume KUR yang dijamin periode 1 Januari hingga 30 September 2014 sebesar 51,58% dari target KUR tahun lalu. Sumber : Ika Yunianti / JIBI / Solopos