JAKARTA: Pinjaman bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gross Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada saat ini sudah turun menjadi rata-rata 5,6% dari sebelumnya.
"NPL gross di sektor-sektor KUR sangat rendah, rata-rata 5,6%," jelas Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menegah Syarifuddin Hasan di kantor Kementerian Koordinator Kementerian di Jakarta pada hari ini.
Namun, Syarief menegaskan tingginya NPL jangan dijadikan ukuran kegagalan atau keberhasilan penyaluran program KUR. Program KUR merupakan bentuk dari keberpihakan pemerintah terhadap usaha rakyat guna meningkatkan perekonomian nasional, sekaligus meningkatkan taraf hidup mereka.
"NPL itu hendaknya jadi prioritas kedua, bahkan ketiga. Yang penting itu bagaimana masyarakat sejahtera," ujar Syarief.
Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Rohadi pada kesempatan yang sama mengatakan pada Mei 2010, NPL KUR tercatat sebesar 6,03%. Sementara saat ini sudah turun menjadi 4,92%.
Menurutnya, penurunan ini terjadi karena ekspansi KUR itu sendiri, seiring dengan permintaan dari masyarakat yang semakin meningkat serta semakin mudahnya pengajuam klaim dari Jamkrindo dan Askrindo.
"NPL KUR sudah semakin menurun. Biasanya NPL gross maksimal 5%, jadi ini masih di bawah ukuran kami," jelas Budi. (esu)
sumber : bisnis.com