Jakarta | Perum Jaminan Kredit Indonesia menunggu aturan turunan untuk pelaksanaan penjaminan resi gudang.
Bakti Prasetyo, Direktur Penjaminan Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), menuturkan dengan hadirnya peraturan pemerintah nomor 1/2016 maka Jamkrindo akan bertindak layaknya Lembaga Penjaminan Simpanan dalam sistem perbankan.
"Penunjukan ini merupakan tahap awal dari penjaminan sistem resi gudang itu sendiri. Masih harus ditindak lanjuti dengan serangkaian langkah lainya," kata Bakti di Jakarta, yang dikutip Rabu (24/2/2016).
Dia mengatakan sistem penjaminan untuk resi gudang ini baru akan berjalan jika telah ada kepastian bentuk dana penjaminan, hingga dana operasional. " seperti layaknya dana PMN," katanya.
Selain itu, kata Bakti, sejumlah aturan turunan pelaksana juga masih terus dibahas. Untuk itu lintas kemeterian tengah merampungkan aturan pelengkap ini. "Dan ini membutuhkan waktu pastinya," kata Bakti tanpa memberikan perkiraan kapan sistem dapat direalisasikan.
Namun, dia memastikan perusahaannya sanggup melaksanakan program ini. Apalagi sistem ini akan menumbuhkan manfaat bagi kalangan petani.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menyatakan volume Sistem Resi Gudang (SRG) dan Pasar Lelang Komoditas (PLK) akan meningkat pada 2016 seiring integrasi keduanya melalui perangkat dalam jaringan (daring/online). Kepala Bappebti Sutriono Edi mengatakan, adanya sinergi SRG dan PLK akan meningkatkan volume kedua instrumen tersebut.
Sepanjang 2015, total gudang yang telah mendapat persetujuan sebagai gudang SRG sebanyak 117 buah dan 91 di antaranya telah menerbitkan resi. Lokasinya tersebar di 19 provinsi. Adapun, jumlah resi gudang yang telah diterbitkan sejak 2009 sampai dengan 31 Desember 2015 sebanyak 2.173 resi dengan total volume komoditas sebanyak 81.440,08 ton.
Rincian ialah 68.742,06 ton gabah; 6.449,22 ton beras; 5.101,07 ton jagung; 553,27 ton kopi; 530,57 ton rumput laut; 3,14 ton kakao; dan 10,75 ton rotan dengan nilai Rp450,54 miliar. Sedangkan, nilai pembiayaan yang telah diberikan lembaga keuangan sebesar Rp275,72 miliar.
Di samping itu, nilai transaksi PLK medio 2015 mencapai Rp240,55 miliar dengan total komoditas berjumlah 136 jenis. Sepuluh transaksi komoditas terbesar adalah jagung dengan market share sebesar 17,37%, kemudian secara berturut-turut ialah beras (16,43%), jahe (6,90%), lada (6,55%), bawang merah (4,74%), jeruk (3,58%), kakao (3,11%), kopi (2,89%), gambir hitam (2,66%), dan kacang mete (2,20%). (sumber: Bisnis.com)