Yogyakarta | Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo) menargetkan bisa meraup volume penjaminan hingga Rp1 triliun di Yogyakarta tahun ini.
Fokus utama penjaminannya menyasar sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Kepala Cabang Jamkrindo Yogyakarta, Wisnu Kusumo Wardhono, mengatakan angka volume penjaminan dan pendapatan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan di level 11 persen dalam dua tahun belakangan.
Adapun angka outstanding penjaminan yang mampu dibukukan perusahaan plat merah ini sejak berdiri di Yogyakarta pada 2013 lalu hingga Maret 2016 tercatat mencapai Rp900 miliar.
"Di Yogyakarta, volume penjaminan paling besar untuk sektor UMKM, sekitar 10 ribu debitur. Kami memang dibentuk pemerintah untuk secaa khusus menjamin UMKM dan koperasi," kata Wisnu, Rabu (30/3/2016).
Peran Jamkrindo dalam hal ini disebutnya menjadi penjamin bagi debitur-debitur pihak perbankan. Perusahaan ini bisa mengganti atau menambah agunan dari nasabah yang bersangkutan dalam skala nilai tertentu.
Adapun di Yogyakarta, nilai penjaminan terbesar saat ini hanya di angka Rp2 miliar saja untuk satu debitur.
"Kalau lebih dari Rp10 miliar, kategori usahanya biasanya ahrus dicek dulu apakah masih tergolong UMKM atau tidak," tambahnya.
Wisnu mengatakan, pihaknya juga masih dipercaya pemerintah untuk melakukan penjaminan dalam program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Program ini sekaligus menjadi penyerap terbesar nilai penjaminan dari Jamkrindo hingga sekitar 90 persen. Sedangkan 10 persen sisanya dari sisi penjaminan kredit produktif.
Adapun dari ribuan nasabah yang dijamin, 20 persen di antaranya mengalami wanprestasi atau penjaminan bermasalah (Non Performing Guarantee). Tak heran, saat ini angka rasio NPG dari debitur masih di angka 2 persen.
"Tingkat penjaminan bermasalah biasanya otomatis naik seiring peningkatan jumlah penjaminan. Dibanding 2014, NPG pada 2015 mengalami kenaikan sekitar 10-12 persen," tukas Wisnu. (sumber: Tribun Jogja)
