JAKARTA | Bank Indonesia melaporkan penyaluran kredit perbankan April 2016 hanya tumbuh secara tahunan sebesar 7,7 persen menjadi Rp4.036,3 triliun atau melambat dibandingkan pertumbuhan Maret 2016 yang sebesar 8,4 persen.
Perlambatan kredit tersebut, disebabkan melambatnya Kredit Modal Kerja (KMK) yang tumbuh 4,8 persen pada April menjadi Rp1.846 triliun, lebih rendah dibandingkan Maret yang tumbuh 6,4 persen, menurut publikasi uang beredar dalam arti luas yang dirilis BI di Jakarta, Selasa (31/5/2016)
Perlambatan kredit KMK dipengaruhi oleh kredit perdagangan, hotel dan restoran yang tumbuh 6,1 persen dibanding Maret sebesar 7,9 persen.
"Selain itu, kredit pada industri pertambangan dan penggalian turun lebih dalam dari minus 23,2 persen pada Maret menjadi minus 30,6 persen pada April 2016," tulis BI.
Meskipun demikian, Bank Sentral mencatat kredit investasi (KI) tumbuh positif sebesar 12,2 persen pada April dibanding Maret yang tumbuh 11,6 persen.
Begitu juga kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang tumbuh 8,3 persen menjadi RP745,3 triliun dibandingkan Maret yang hanya tumbuh 7,8 persen.
Sementara, lini kredit properti masih mencatatkan posisi stabil dengan realiasi Rp631,8 triliun atau tumbuh 11,4 persen sama dengan Maret. BI mencatat kredit KPR dan KPA serta konstruksi tumbuh stabil, masing0masing 8 persen, dan 14,2 persen.
Sementara, bunga kredit terus menunjukkan penurunan. BI mencatat rata-rata suku buga kredit sebesar 12,6 persen, turun 10 basis poin dibandingkan Maret sebesar 12,7 persen.
Akibat melambatnya penyaluran kredit tersebut, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat menjadi 7,1 persen pada April dibandingkan Maret yang sebesar 7,4 persen. (Sumber: Antaranews.com)