JAKARTA | Beberapa bank mulai melakukan antisipasi terkait dengan mulai naiknya NPL sektor usaha kecil mikro menengah (UMKM).
Berdasarkan data OJK per April 2016, tercatat NPL UMKM mencapai 4,59% atau mendekati batas aman NPL oleh regulator sebesar 5%. Sejak akhir 2015, tercatat NPL kredit UMKM telah mengalami kenaikan 14,5%.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya. Menurut Direktur UMKM BRI Mohammad Irfan, setiap bank termasuk BRI saat ini sudah mempunyai sistem bagaimana membina nasabah dan bagaimana mengawasi kredit supaya tidak terjadi NPL.
“Jadi memang sudah ada risk manajemennya bahkan kalau kredit sudah memburuk kualtasnya kami punya task force atau account officer khusus untuk mengantasi NPL,” ujar Irfan kepada KONTAN, Selasa (12/7).
Sampai akhir tahun, BRI menargetkan NPL UMKM bisa berada dilevel 2% sampai 3%. Sebagai gambaran, sampai Juni 2016, tercatat NPL UMKM BRI masih berada dibawah 2,5%.
PT Bank Mandiri Tbk juga optimis, NPL UMKM bisa turun seiring dengan langkah bank berkode BMRI ini melakukan restrukturiasi.
Menurut Direktur Bank Mandiri Tardi, untuk menurnkan NPL UMKM, Bank Mandiri akan memperbaiki bisnis model dan melakukan pengaturan proses bisnis UMKM.
“Secara umum memang yang menyebabkan NPL UMKM mengalami kenaikan adalah karena pertumbuhan ekonomi yang melambat, jadi menyebabkan beberapa pengusaha mengalami penurunan bisnis,” ujar Tardi, Selasa, (12/7). Sebagai informasi, sampai kuartal 1 2016, tercatat NPL UMKM Mandiri adalah sebesar 1,37%.
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) juga menargetkan pada semester dua 2016 akan terus menjaga kualitas kredit sektor UMKM.
Menurut Anika Faisal, Direktur Kepatuhan BTPN, perusahaan pada semester 2 2016 akan melakukan restrukturisasi kredit UMKM untuk menekan NPL.
“Kami akan jaga terus jangan sampai merah,” ujar Anika menjawab pertanyaan KONTAN, Selasa, (12/7).
Secara umum, menurut Anika, pada semester 2 2016, bank berkode BTPN ini tidak akan menargetkan pertumbuhan kredit UMKM secara agresif. Pada kuartal 1 2016 lalu, tercatat NPL UMKM BTPN mencapai 3% sedangkan untuk NPL SME adalah 1%.
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Nelson Tampubolon mengatkan, segmen ini memiliki nasabah yang banyak namun memiliki nilai outstanding yang kecil dibandingkan kredit disegmen lainnya.
“Jadi kalau segmen UMKM tidak usah fokus, NPL yang ada saat ini masih manajebel. Apalagi NPL gross secara nasional mendekati 3% dan secara net jaud dibawah 1,5%,” kata Nelson menjawab pertanyaan KONTAN, Selasa (12/7).
Hingga semester I 2016, lanjutnya, tren pertumbuhan kredit mengalami peningkatan yang tipis.hal ini menjadi alasan mengapa NPL mengalami kenaikan. (Sumber : www. Kontan.co.id)