Sebanyak 13 BPD mendapatkan mandat untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat sampai tutup tahun ini sebesar 2,2 triliun rupiah untuk target atas dan 2 triliun rupiah untuk target bawah.
Penyalur KUR anggota Asbanda itu sejak awal tahun ini telah merealisasikan serapan KUR sebesar 792 miliar rupiah rupiah dengan 11.154 debitor. “Di lapangan kami selalu mengupayakan berbagai hal untuk memaksimalkan penyerapan KUR,” kata Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Winny Erwindia.
Winny mencontohkan Bank Jatim, yang telah memiliki 40 ragam skim kredit tapi khusus untuk KUR bank tersebut memberikan perhatian khusus. Bank Jatim bahkan telah memangkas suku bunga komersial KUR menjadi 12 persen per tahun dari yang dipatok maksimal 14 persen per tahun.
“Hal-hal itulah salah satunya yang kami lakukan untuk memaksimalkan penyerapan KUR,” katanya. Winny menambahkan, untuk memaksimalkan penyaluran KUR dalam tiga bulan terakhir, sangat mungkin diterapkan cara sistem linkage kepada institusi non perbankan seperti koperasi simpan pinjam berprestasi, PNM, BPR, dan BMT.
“Masing- masing bank memunyai strategi untuk memaksimalkan penyaluran KUR,” katanya.
Jika mengacu pada target bawah penyaluran KUR 13 BPD sebanyak 2 triliun sampai 2010, masing-masing BPD mendapat jatah target, yakni Bank Jatim 1 triliun, Bank Jabar Banten 460 miliar rupiah, Bank Jateng 250 miliar rupiah, Bank DKI 50 miliar rupiah, Bank DIY 25 miliar rupiah, dan Bank NTB 25 miliar rupiah.
Sementara itu, Bank Kalbar 50 miliar rupiah, Bank Kalsel 25 miliar rupiah, Bank Kalteng 25 miliar rupiah, Bank Nagari 25 miliar rupiah, Bank Maluku 15 miliar rupiah, Bank Sulut 25 miliar rupiah, dan Bank Papua 25 miliar rupiah.
Optimalisasi penyaluran KUR juga menjadi perhatian pemerintah yang telah mendorong ditandatanganinya addendum III KUR di Kantor Kementerian Koperasi, Kamis (23/9), yang berisi sejumlah perbaikan skema KUR.
Addendum tersebut ditandatangani oleh 13 direksi BPD, yakni Bank DKI, Bank Jabar-Banten, Bank Jateng, Bank Jatim, BPD Yogyakarta, Bank Nagari, Bank NTB, Bank Sulut, Bank Kalbar, Bank Kalsel, Bank Kalteng, Bank Maluku, dan Bank Papua.
Relaksasi KUR kembali diterapkan dalam lima poin kemudahan, di antaranya meningkatkan plafon KUR mikro dari 5 juta menjadi 20 juta, meningkatkan penjaminan kredit dari 70 persen menjadi 80 persen, dan memberikan KUR kepada tenaga kerja Indonesia (TKI).
Selain itu, meningkatkan plafon KUR untuk program linkage dari 1 miliar rupiah menjadi 2 miliar rupiah dan memberikan jangka waktu kredit investasi untuk perkebunan selama 13 tahun.
Sementara itu, Deputi Gubenur BI Budi Rochadi mengatakan data di BI menunjukkan angka NPL untuk KUR semakin lama semakin menurun. Pada bulan Mei 2010, NPL sebesar 6,03 persen.
Sementara sekarang ini NPL KUR sebesar 4,92 persen. Untuk BI, NPL gross maksimal 5 persen. Angka NPL tersebut menandakan masih di bawah ukuran BI.
pnd/E-8
sumber : koran-jakarta.com