JAKARTA: Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) akhirnya mendapatkan penyertaan modal pemerintah sebesar Rp900 miliar pada akhir Desember 2010 guna memperkuat modal perseroan untuk ekspansi bisnis pada tahun ini.
Kucuran modal tersebut dilakukan menyusul persetujuan penambahan penyertaan modal negara sebesar Rp1,8 triliun oleh DPR yang juga diberikan kepada BUMN asuransi lainnya yakni PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo).
Penambahan tersebut akan meningatkan kapasitas penjaminan Askrindo dan Jamkrindo guna mendukung target penyaluran kredit usaha rakyat pemerintah.
Direktur Utama Jamkrindo Nahid Hudaya mengatakan pihaknya sudah mendapatkan penyertaan modal pemerintah tersebut dan dana tersebut akan digunakan untuk ekspansi bisnis pada tahun ini.
“Dana PMN pada tahun lalu sudah turun akhir Desember lalu sebesar Rp900 miliar untuk Jamkrindo sisanya untuk Askrindo. Dana ini untuk ekspansi bisnis,” katanya di Jakarta, hari ini.
Nahid sebelumnya mengungkapkan dua BUMN baik Jamkrindo maupun Askrindo membutuhkan suntikan modal dari pemerintah sebesar Rp10 triliun hingga 2014 guna mendorong penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang ditargetkan pemerintah mencapai Rp100 triliun dalam 5 tahun ke depan.
Kebutuhan tersebut, katanya, merupakan kebutuhan dalam jangka panjang dalam mendukung penyaluran KUR kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang telah dicanangkan pemerintah.
Bisnis mencatat jumlah kredit yang dijamin Jamkrindo selama 3 tahun terakhir terus meningkat khususnya penjaminan kredit eksisting. Pada 2007, total kredit yang dijamin sebesar Rp17,02 triliun lalu naik pada 2008 menjadi Rp23,7 triliun dan tahun lalu mencapai Rp25,4 triliun.
Sebagaimana diketahui pemerintah telah mencanangkan penyaluran KUR mencapai Rp20 triliun per tahun mulai 2010 hingga 2014. Adpaun selama 5 tahun, total nilainya Rp100 triliun.
Pada pertengahan 2009, kedua lembaga ini juga meminta suntikan modal karena gearing ratio atau perbandingan nilai akumulasi penjaminan dengan modal sudah di atas 10 kali.
Pada kuartal I/2010, gearing ratio kredit produktif Jamkrindo sebesar 6,93 kali karena outstanding kredit sebesar Rp10,24 triliun, sementara modal sendiri Rp1,47 triliun. Tahun lalu, gearing ratio lebih rendah 5,04 kali dari 2008 yakni 8,69 kali.
Nahid mengungkapkan dengan rendahnya gearing ratio maka perusahaan masih memiliki ruang untuk meningkatkan penjaminan meskipun harus tetap memperhatikan tingkat kehati-hatian. Gearing ratio adalah perbandingan antara penyaluran kredit dan modal perusahaan.