JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengimbau industri perbankan mempermudah akses pencairan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada petani daerah.
"Masalah biasanya terkait kesulitan agunan atau jaminan atas pengajuan kredit," ujar Deputi Gubernur, Budi Rochadi, Kamis (10/2). Menurutnya, pemberian bunga sebesar 12% per tahun tak menjadi masalah utama bagi mereka.
Padahal, menurut penelusuran BI, masih ada petani yang menerima kredit dari rentenir dengan bunga 3,5% per minggu namun tanpa agunan. Selama ini Non Performing Loan (NPL) KUR di sektor pertanian masih relatif kecil sekitar 1,8% setiap tahunnya. Tapi, jumlah permintaan kredit juga tak terlalu besar.
Budi mengatakan, sampai saat ini bank sentral tetap melakukan komunikasi kepada Kantor Bank Indonesia (KBI) dan perbankan di daerah, untuk memecahkan akses kemudahan kredit bagi petani.
Wimboh Santoso, Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI menambahkan, hingga Desember 2010 total kredit yang disalurkan petani baru Rp 91 triliun setara 2%-3% dari total kredit sebesar Rp 1.756,12 triliun.
Sulaiman Arif Ariyanto, Direktur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) BRI menambahkan, sampai saat ini penerima debitur KUR ada 460 ribu yang telah naik kelas menjadi komersial.