Bank Indonesia mengakui realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Sumut tahun 2010 masih Rp842,72 miliar atau belum mencapai plafon untuk perbankan daerah itu sebesar Rp1,74 triliun akibat banyaknya calon peserta yang sulit memenuhi persyaratan.
"Tetapi meski belum mencapai plafon, realisasi KUR yang mencapai Rp842,72 miliar pada tahun lalu dengan 160.159 debitur tersebut merupakan provinsi kelima tertinggi dalam penyaluran kredit itu setelah Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan," kata Pimpinan Bank Indonesia (BI) Regional Sumut-Aceh, Nasser Atorf, di Medan, Selasa (1/3).
Dia berbicara dalam pertemuan para pimpinan perbakan di daerah itu dengan pengurus Himpunan Kerukunan Tani (HTI) Sumut dan Himpunan Nelayan Indonesia (HNSI) Sumut yang difasilitasi oleh anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI utusan Sumut, Parlindungan Purba.
Menurut Nasser, selain calon penerima khususnya petani dan nelayan yang masih sulit memenuhi persyaratan (bankable), permsalaahn di KUR itu antara lain karena jangka waktu kreditnya dinilai terlalu singkat atau hanya hingga lima tahun untuk kredit investasi dan tiga tahun pada kredit modal kerja.
Kemudian, adanya angsuran tetap setiap bulan untuk membayar kredit, sementara keuangan penerima KUR belum stabil.
"Dan yang paling bermasalah adalah adanya anggapan masyarakat bahwa KUR dianggap hibah dari pemerintah sehingga penerima merasa tidak perlu mengembalikannya," katanya.
Dia berharap, dengan adanya pertemuan yang dijembatani oleh anggota DPD RI utusan Sumut, Parlindungan Purba itu, pengurus HKTI dan HNSI bisa mensosialisasikan soal KUR itu ke anggotanya.
"BI mendukung pengucuran KUR lebih banyak karena sebenarnya perbankan juga masih berkeinginan kuat menyalurkan KUR sesuai keinginan pemerintah," katanya.
Pemimpin Wilayah Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sumut, Don Simatupang, menyebutkan, penyaluran KUR bank-nya itu pada posisi Desember 2010 cukup besar atau mencapai Rp500 miliar.
"Penyaluran KUR di BRI paling tinggi di Sumut karena lebih dari 50 persen dari total penyaluran KUR 2010 di Sumut yang Rp842,72 miliar," katanya.
Namun dia, mengakui, karena paling banyak menyalurkan, kredit bermasalahnya (NPL) juga paling tinggi atau hingga 23 persen.
"Tetapi meski NPL tinggi, BRI komitmen tetap menyalurkan KUR dimana pada tahun ini target minimal pertumbuhan KUR bisa 30 persen," katanya.
Wakil Ketua HKTI Sumut, Masdin E Girsang, mengatakan, KUR sangat sedikit sekali dinikmati petani karena terganjal dengan banyaknya persyaratan termasuk soal agunan.
"Masa kredit komersil yang bunganya sering lebih rendah dari KUR tidak memerlukan persyaratan sesulit untuk KUR.Itu aneh juga," katanya yang didampingi Wakil Sekrearis Parlin Doni Sipayung.
Parlindungan Purba, menyebutkan, dengan pertemuan itu, diharapkan perbankan bisa memahami apa yang dikeluhkan calon penerima KUR dan sebaliknya warga juga bisa mengetahui jelas apa persyaratan untuk mendapatkan kredit itu. sehingga penyaluran KUR bisa lebih lancar seperti yang diharapkan pemerintah.(Ant)