JAKARTA- Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo) mencatatkan kinerja penjaminan yang positif hingga semester I-2018. Volume penjaminan kredit semakin melesat tercatat sebesar Rp 86,298 triliun atau tumbuh 22,5 persen dibandingkan periode yang sama pada 2017 yakni Rp 70,4 triliun.
Perum Jamkrindo juga mencatatkan kenaikan pendapatan investasi pada semester I-2018 sekitar 16,98 persen atau menjadi Rp 331,357 miliar, dari Rp 283,256 miliar per akhir Juni 2017. Adapun, total aset Jamkrindo sepanjang semester I-2018 mencapai Rp 15,132 triliun naik dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 14,678 triliun.
Direktur Utama Perum Jamkrindo Randi Anto menjelaskan, tahun ini volume penjaminan ditargetkan bisa mencapai Rp 156 triliun. Artinya ada kenaikan 22,2 persen secara tahunan.
"Pertumbuhan ditopang oleh ekspansi bisnis, terutama dari program non-KUR yang tumbuh lebih besar," ujar Direktur Utama Perum Jamkrindo Randi Anto dalam siaran persnya.
Sesuai dengan mandat untuk menjamin kredit usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi (UMKMK), Perum Jamkrindo terus melakukan terobosan agar keberlanjutan bisnis terjaga. Selain tetap mendukung program pemerintah dengan menjamin KUR, Perum Jamkrindo juga mengembangkan produk-produk baru, baik untuk menjamin kredit di luar KUR maupun produk penjaminan lain. Hal ini mulai tercermin dari tingkat pertumbuhan bisnis penjaminan non-KUR yang menjanjikan.
Untuk menjaga momentum pertumbuhan kinerja bisnis, Perum Jamkrindo menetapkan tagline: Let’s Change and Grow. Perubahan difokuskan pada sistem operasional, cara pandang bisnis, pola bisnis, sikap kerja, dan perubahan di hampir di semua aspek. Sementara itu, pertumbuhan difokuskan pada produk bisnis nonkonvensional atau produk di luar penjaminan untuk KUR.
Perusahaan Umum (Perum) Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) adalah badan usaha milik negara yang bergerak di bidang penjaminan dengan produk program dan nonprogam. Produk untuk mendukung program pemerintah adalah penjaminan kredit usaha rakyat (KUR), penjaminan kredit pemilikan rumah (KPR) sejahtera dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP), dan penjaminan sistem resi gudang. Adapun produk non-program adalah penjaminan kredit/pembiayaan umum, penjaminan kredit/pembiayaan mikro, penjaminan kredit/pembiayaan konstruksi dan pengadaan barang/jasa, penjaminan kredit/pembiayaan multiguna, penjaminan distribusi barang, penjaminan bank garansi/kontra garansi, surety bond, penjaminan kredit BPR/BPRS, custom bond, penjaminan keagenan kargo, penjaminan invoice financing, penjaminan skema subsidi resi Gudang, penjaminan fintech. Selain itu, Perum Jamkrindo juga melakukan pemeringkatan UMKM.
Saat ini, Perum Jamkrindo memiliki jaringan kerja di 9 kantor wilayah, 1 kantor cabang khusus, 56 kantor cabang, dan 16 kantor unit pelayanan (KUP). Selama tahun 2017, Perum Jamkrindo membukukan aset Rp 14,6 triliun, tumbuh dari Rp 13,4 triliun pada 2016. Pada tahun 2018 ini Perum Jamkrindo menargetkan volume penjaminan sebesar Rp 156,8 triliun yang terdiri dari penjaminan KUR Rp 50 triliun dan non-KUR Rp 106,8 triliun. Perum Jamkrindo juga meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk laporan keuangan tahun 2017, berdasarkan hasil audit oleh Kantor Akuntan Publik Hertanto, Grace, Karunawan (HGK) member of TIAG yang dilansir pada Rabu 28/2/2018. Dalam hal penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), Perum Jamkrindo dibawah Direktur Utama Randi Anto meraih predikat dengan kualifikasi sangat baik dan berdasarkan sertifikasi PEFINDO (Credit Rating Agency) berperingkat AA Plus (Double A Plus, Stable Outlook). (Humas)