Jakarta – Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) membayarkan klaim program Kredit Usaha Rakyat (KUR) sampai November 2011 sebesar Rp166 miliar. “Klaim KUR 2011 yang sudah dibayarkan sampai November 2011 sudah mencapai Rp166 miliar dari target Rp126 miliar,” kata Direktur Utama Perum Jamkrindo, Nahid Hudaya, di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan, tingkat Non Performing Guarantee (NPG) untuk program KUR sebesar 1,26 persen. Tahun lalu klaim yang dibayarkan khusus untuk program KUR sebesar Rp87 miliar. “Dibandingkan tahun lalu memang meningkat 92 persen, tapi ini lebih karena volume yang kita jamin semakin tinggi,” katanya.
Volume penjaminan untuk KUR tahun ini sebesar Rp18,453 triliun sampai dengan November 2011 dengan imbal jasa penjaminan KUR mencapai Rp453,72 miliar.
Angka itu menjadikan Jamkrindo sebagai penjamin KUR terbesar di Indonesia. “Bagi kami program KUR masih menguntungkan di samping bisnis penjaminan yang berjalan,” katanya.
Tidak hanya program KUR, BUMN yang sedang dalam proses perubahan badan hukum menjadi PT itu juga memiliki bisnis penjaminan eksisting dengan total klaim mencapai Rp119 miliar dari RKAP Rp122,7 miliar sampai November 2011. “Sudah 97 persen sehingga totalnya untuk gabungan sebesar Rp248,9 miliar dan yang sudah realisasi Rp286 miliar atau 178 persen,” katanya.
Perusahaan yang berumur 30 tahun pada 23 Desember 2011 itu telah mencatatkan realisasi laba sampai November 2011 mencapai Rp499,444 miliar dari RKAP Rp390,586 miliar dan dengan ekuitas (belum termasuk PMN 2011 Rp1,2 triliun) Rp2,35 triliun.
Ke depan, pihaknya akan mengembangkan produk penjaminan yang bersifat produktif dan memperluas kerja sama tidak terbatas pada BPD. “Kami akan mengembangkan pola kerja sama dengan perbankan milik pemerintah dan bank nasional lainnya,” katanya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas Perum Jamkrindo, Choirul Djamhari, mengatakan, Jamkrindo sedang terus berproses ke arah yang lebih profesional dan kompetitif khususnya melalui rencana perubahan badan hukum menjadi PT.
Menurut dia, ke depan Jamkrindo berhadapan dengan pasar bisnis penjaminan yang lebih luas terutama dengan semakin tumbuh pesatnya lembaga penjaminan kredit daerah. “Ini tentu akan mempengaruhi market share bisnis penjaminan sendiri,” katanya.
Untuk KUR, kata Choirul yang juga menjabat sebagai Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM itu, Jamkrindo harus semakin fokus mengingat program KUR ke depan semakin bersifat spesifik seperti program KUR TKI, KUR ritel, dan lain-lain. “KUR yang semakin spesifik akan menghasilkan profil risiko yang berbeda pula dengan kata lain bisnis penjaminan kredit akan semakin rumit,” katanya.
Ia berpendapat, Jamkrindo harus berjuang ketat karena tantangan semakin berat untuk mengembangkan skema penjaminan yang baru termasuk memperluas layanan yang berbasis syariah di mana saat ini Jamkrindo menjadi satu-satunya penjamin syariah di Indonesia.
sumber : neraca.co.id